Bagi sebagian orang pengobatan alternatif dipandang sebagai pengobatan ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit yang diderita. Salah satunya adalah pengobatan dengan metode yang dinamakan reiki. Secara umum reiki dikenal sebagai teknik penyembuhan, walaupun sebenarnya merupakan teknik esoterik yang dapat meningkatkan spiritualitas praktisinya.
Reiki adalah suatu metode penyembuhan alami yang memanfaatkan energi dari alam, dan disalurkan ke dalam tubuh pasien untuk menormalkan kembali organ tubuh yang sakit. Penyembuhan dengan metode ini telah dilakukan oleh masyarakat Tibet, China, India, dan Jepang sejak ribuan tahun yang lalu.
Belakangan, reiki telah dikenal luas di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan reiki memiliki kelebihan dibandingkan teknik lainnya, di mana dengan mempelajari reiki kemampuan penyembuhan seseorang dibangkitkan secara seketika.
Reiki berasal dari kata rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti energi kehidupan, sehingga penyembuhan penyakit dengan energi reiki hanya mediator untuk menyalurkan energi alam. Energi alam inilah yang disalurkan kepada pasien untuk meningkatkan kerja sel tubuh melakukan perbaikan. Karena pada dasarnya tubuh manusia tersusun atas tubuh fisik dan nonfisik, sehingga antara keduanya saling terkait. Saat tubuh nonfisik mengalami gangguan maka tubuh fisik pun akan terganggu.
“Untuk melakukan penyembuhan, seorang praktisi reiki akan menyerap energi reiki dari alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik pasien,” jelas Muhammad Rifai, praktisi hipnoterapi dan reiki dari Natural Healing and Training Center Wijaya Kusuma, Laweyan, Solo. Energi tersebut akan disalurkan melalui cakra atau pintu gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia, seperti cakra mahkota, cakra ajna, cakra tenggorok, cakra jantung, cakra solar pleksus, cakra seks dan cakra dasar.
Energi ini akan merangsang pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk menyembuhkan bagian tubuh yang sakit.
“Saat dilakukan pengobatan, praktisi reiki berfungsi seperti halnya sebuah selang yang akan menyalurkan energi dari alam untuk disalurkan kepada pasien. Dan perlu diketahui reiki bukan magic atau menggunakan bantuan makhluk halus,” tegas Rifai.
Reiki adalah suatu metode penyembuhan alami yang memanfaatkan energi dari alam, dan disalurkan ke dalam tubuh pasien untuk menormalkan kembali organ tubuh yang sakit. Penyembuhan dengan metode ini telah dilakukan oleh masyarakat Tibet, China, India, dan Jepang sejak ribuan tahun yang lalu.
Belakangan, reiki telah dikenal luas di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan reiki memiliki kelebihan dibandingkan teknik lainnya, di mana dengan mempelajari reiki kemampuan penyembuhan seseorang dibangkitkan secara seketika.
Reiki berasal dari kata rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti energi kehidupan, sehingga penyembuhan penyakit dengan energi reiki hanya mediator untuk menyalurkan energi alam. Energi alam inilah yang disalurkan kepada pasien untuk meningkatkan kerja sel tubuh melakukan perbaikan. Karena pada dasarnya tubuh manusia tersusun atas tubuh fisik dan nonfisik, sehingga antara keduanya saling terkait. Saat tubuh nonfisik mengalami gangguan maka tubuh fisik pun akan terganggu.
“Untuk melakukan penyembuhan, seorang praktisi reiki akan menyerap energi reiki dari alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik pasien,” jelas Muhammad Rifai, praktisi hipnoterapi dan reiki dari Natural Healing and Training Center Wijaya Kusuma, Laweyan, Solo. Energi tersebut akan disalurkan melalui cakra atau pintu gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia, seperti cakra mahkota, cakra ajna, cakra tenggorok, cakra jantung, cakra solar pleksus, cakra seks dan cakra dasar.
Energi ini akan merangsang pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk menyembuhkan bagian tubuh yang sakit.
“Saat dilakukan pengobatan, praktisi reiki berfungsi seperti halnya sebuah selang yang akan menyalurkan energi dari alam untuk disalurkan kepada pasien. Dan perlu diketahui reiki bukan magic atau menggunakan bantuan makhluk halus,” tegas Rifai.
Gelombang Elektromagnetik
Dari pengalaman Rifai, bermacam penyakit dapat dilakukan terapi penyembuhan dengan reiki, mulai dari penyakit jantung koroner, tumor ataupun kista, diabetes, migran, gangguan lever, darah tinggi, sakit kepala, pilek, nyeri otot, dan lain-lain.
Pada pengobatan dengan Reiki, tidak dilakukan secara langsung ke fisik karena dialirkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui medan radiasi tubuh atau aura. “Efek sensasi antara satu orang dengan lainnya saat dilakukan terapi dengan reiki berbeda-beda. Beberapa akan merasakan hangat, dingin, atau sejuk. Ini terjadi karena tingkat respons tubuh yang tidak sama,” ujar Rifai yang juga seorang fisioterapis di Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta.
Untuk mengetahui aura seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan foto aura. Seseorang yang sakit biasanya auranya tidak beraturan bentuknya. Setelah mendapatkan pengobatan energi positif reiki, aura akan menjadi baik dan berbentuk bulat telur. Membaiknya aura, tubuh juga akan bekerja maksimal sesuai fungsinya.
Reiki aman diterapkan untuk segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu pengobatan jenis ini tanpa menggunakan obat-obatan. Untuk mencapai kesembuhan, lama terapi yang dilakukan tergantung dari beratnya penyakit, bisa satu minggu hingga berbulan-bulan. “Praktisi reiki yang menyalurkan energi pada pasien, energinya tidak akan hilang atau berkurang namun justru akan semakin sehat tubuhnya,” kata Rifai.
Pada dasarnya terapi reiki merupakan terapi komplementer yang bisa digunakan bersamaan dengan pengobatan medis maupun terapi alternatif lainnya. Namun, di Amerika Serikat, pengobatan dengan energi reiki termasuk dalam kelompok pengobatan medis energy medicine, bukan terapi alternatif karena telah teruji keilmiahannya. Seperti melalui fotografi kirlian (foto aura), maka akan bisa dibuktikan adanya aliran energi pada tubuh manusia.
Pada pengobatan dengan Reiki, tidak dilakukan secara langsung ke fisik karena dialirkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui medan radiasi tubuh atau aura. “Efek sensasi antara satu orang dengan lainnya saat dilakukan terapi dengan reiki berbeda-beda. Beberapa akan merasakan hangat, dingin, atau sejuk. Ini terjadi karena tingkat respons tubuh yang tidak sama,” ujar Rifai yang juga seorang fisioterapis di Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta.
Untuk mengetahui aura seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan foto aura. Seseorang yang sakit biasanya auranya tidak beraturan bentuknya. Setelah mendapatkan pengobatan energi positif reiki, aura akan menjadi baik dan berbentuk bulat telur. Membaiknya aura, tubuh juga akan bekerja maksimal sesuai fungsinya.
Reiki aman diterapkan untuk segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Selain itu pengobatan jenis ini tanpa menggunakan obat-obatan. Untuk mencapai kesembuhan, lama terapi yang dilakukan tergantung dari beratnya penyakit, bisa satu minggu hingga berbulan-bulan. “Praktisi reiki yang menyalurkan energi pada pasien, energinya tidak akan hilang atau berkurang namun justru akan semakin sehat tubuhnya,” kata Rifai.
Pada dasarnya terapi reiki merupakan terapi komplementer yang bisa digunakan bersamaan dengan pengobatan medis maupun terapi alternatif lainnya. Namun, di Amerika Serikat, pengobatan dengan energi reiki termasuk dalam kelompok pengobatan medis energy medicine, bukan terapi alternatif karena telah teruji keilmiahannya. Seperti melalui fotografi kirlian (foto aura), maka akan bisa dibuktikan adanya aliran energi pada tubuh manusia.
Sumber : Harian Joglo Semar
0 komentar:
Posting Komentar